Menumbuhkan Kebiasaan Berliterasi untuk Menanggulangi Penyebaran Virus Menyontek di Tengah Pandemi Covid-19

        Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sejak bulan Maret 2020. Pemerintah pun menetapkan berbagai kebijakan dari rumah saja. Bekerja dari rumah, belanja dari rumah, bahkan belajar pun dari rumah sehingga instansi sekolah dan kampus melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh yang didukung oleh perkembangan teknologi dan informasi. Kegiatan pembelajaran daring dijalankan dengan bantuan aplikasi, akses internet, ragam media sosial, dan pengaplikasian penggunaan gawai yang mendukung. Sistem pembelajaran daring ini sebenarnya memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, kegiatan pembelajaran menjadi lebih praktis dan sederhana. Materi pembelajaran dapat diakses dengan mudah dan cepat dari mana saja, di mana saja, dan kapan saja tanpa harus pergi ke sekolah. Namun, dibalik semua dampak positif yang dirasakan, ada juga dampak negatif yang ditimbulkan di balik sistem pembelajaran daring. Salah satunya adalah minimnya kebiasaan siswa berliterasi sehingga siswa semakin mudah terjangkit virus menyontek.


            Menurut KBBI, meyontek bermakna mengutip (tulisan dan sebagainya) sebagaimana aslinya. Di tengah pandemi, virus menyontek menjadi semakin mewabah dikarenakan siswa terbiasa mengerjakan tugas, ulangan, dan penilaian semester secara daring di rumah tanpa adanya pengawasan langsung. Menurut riset yang diinisiasi Jeffrey A. Robert dan David M. Wasieleski, sebagaimana diwartakan The New York Times, semakin siswa diizinkan untuk menggunakan layanan online untuk mengerjakan tugas, semakin tinggi pula kemungkinan para siswa itu menyalin karya orang lain. Hal ini tentunya menyebabkan kemampuan berliterasi siswa cenderung menurun. Alih-alih berusaha membaca dan memahami materi pembelajaran, siswa yang terbiasa menyontek akan mencari jawaban baik secara langsung di internet, menggunakan aplikasi pencari jawaban tanpa harus berpikir keras, ataupun menyalin pekerjaan temannya. Dari contoh kasus tersebut, sejatinya siswa mendapatkan banyak kerugian. Kerugian pertama, tindakan tersebut merupakan tindakan plagiarisme. Kerugian kedua, jika dibiarkan terus-menerus, maka kompetensi siswa akan menurun. Kerugian ketiga, karena siswa tidak membaca literatur dengan saksama, maka kemampun berliterasi siswa akan semakin tertinggal. Hal seperti ini perlu dievaluasi dan diperbaiki lagi sebab literasi merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan kunci untuk melepaskan siswa dari jeratan virus menyontek.


              Untuk menyelesaikan permasalahan literasi tersebut, berbagai solusi sangatlah diperlukan. Solusi pertama, terkait konsep pengajaran dan tipe soal yang diberikan oleh pengajar. Alangkah lebih baik, jika materi dan soal yang diberikan dapat menggali konsep serta kreativitas siswa dalam berpikir. Dengan demikian, siswa akan berusaha untuk mencari berbagai literatur untuk menunjang konsep pemikiran mereka. Secara tidak langsung, siswa dapat membiasakan berliterasi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait materi pembelajaran ataupun soal yang diberikan agar tidak mengalami kesulitan untuk mengerjakan berbagai tipe soal. Jika metode ini terus diterapkan, kepercayaan diri siswa akan meningkat dan siswa akan jujur ketika mengerjakan soal tanpa harus menyontek. Solusi kedua adalah pengawasan dari pihak sekolah bekerja sama dengan pihak orang tua. Hal tersebut dapat berupa surat perjanjian antara siswa dengan pihak sekolah bahwa selama masa pembelajaran siswa tidak akan menyontek atau melakukan perbuatan curang lainnya. Bisa juga melalui pengawasan dan bimbingan moral dari orang tua dengan menanamkan pentingnya kejujuran kepada para siswa. Solusi ketiga adalah dengan menambah jam literasi siswa. Selama masa pembelajaran jarak jauh, pengajar dapat melakukan pendampingan literasi dalam pengembangan pendidikan dengan konten pembelajaran melalui buku-buku ataupun berbagai macam literatur. Kebijakan menambah jam literasi siswa perlu dilakukan agar siswa terbiasa untuk menambah ilmu melalui berliterasi. Solusi-solusi tersebut sangatlah diperlukan agar kebiasaan berliterasi dapat dilakukan oleh para siswa juga bermanfaat untuk memutus rantai penyebaran virus menyontek. Oleh karena itu, melalui pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan berliterasi sangatlah penting untuk dibiasakan agar tercipta generasi yang cerdas juga bermoral.




Daftar Pustaka


Zaenudin, Ahmad. 2017. Cara-Cara Anak Sekolah Berbuat Curang di Era Digital. https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/cara-cara-anak-sekolah-berbuat-curang-di-era-digital-ctbq (diakses tanggal 4 Maret 2021).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel