Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Penulis: Suci Nur Intan

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam melanjutkan tongkat estafet pembangunan agar bisa melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Artinya, generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia yang memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan bangsa Indonesia agar menjadi negara yang kuat dan maju ke depannya. Akan tetapi, semakin pesatnya perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan harapan agar negara menjadi lebih maju nampaknya semakin bertambah. Tantangan yang muncul sangatlah beragam. Ada tantangan yang hadir sebagai warisan permasalahan dari masa lalu yang belum terselesaikan, ada juga tantangan yang saat ini tengah hadir di dalam denyut nadi bangsa sebagai akibat dari permasalahan yang terus menggeliat dalam beragam bidang, ada juga tantangan yang tengah menanti di masa depan jika kita terutama generasi muda tidak bersiap untuk mencegahnya. 

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Adapun jika melihat kondisi dewasa ini, tentu saja kita sudah dapat menyadari bahwa salah satu permasalahan yang sangat kompleks dan masih menggeliat di dalam denyut nadi bangsa adalah lemahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan pekerjaan. Tentu saja, hal tersebut adalah permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya. Layaknya efek domino, persoalan lemahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan pekerjaan dapat menimbulkan permasalahan lainnya seperti tingginya angka pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan, menurunnnya kualitas kesehatan masyarakat, minimnya tingkat intelektualitas juga pendidikan dan meningkatnya angka kriminalitas. Mengingat generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menjadi aktor penting dalam memajukan bangsa dan menjadi bagian dari generasi Indonesia emas 2045, maka aktualisasi karakter generasi muda yang tangguh, kerja keras, kejar mimpi besar, berjiwa kepemimpinan dan cinta tanah air, berakhlak mulia, cerdas, sehat, kreatif, dan profesional pun harus segera dilakukan dari sekarang. Dalam hal ini, generasi muda diharapkan dapat ikut serta menghadapi segala tantangan dan mengatasi segala permasalahan yang ada di dalam denyut nadi bangsa serta menjadi aktor penting dalam mewujudkan Indonesia emas 2045, tepat saat usia kemerdekaan mencapai 100 tahun. Di masa itu, diharapkan Indonesia sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya serta menjadi negara yang tangguh dalam pendidikan, ekonomi, sosisal budaya, sumber daya manusia, dan kepemerintahannya.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Diskursus mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lapangan kerja menghantarkan kita kepada fakta bahwa saat ini dibutuhkan upaya aktualisasi karakter generasi muda sebagai pemimpin di masa depan yang mampu menguatkan harapan bahwa suatu saat nanti di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, kita sudah menjadi negara yang kuat dan maju. Cita-cita bangsa untuk menjadi negara maju selayaknya diiringi dengan upaya dari pihak yang memiliki kapasitas menyelesaikan permasalahan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan lapangan kerja secara bertahap dan menyeluruh. Artinya, upaya tersebut harus dimulai dari akar rumput terkecil, yakni permasalahan yang langsung dialami oleh masyarakat sampai dengan permasalahan di tingkat yang lebih tinggi. Lebih dari itu, kehadiran generasi muda sebagai pemimpin masa depan bangsa tidak lepas dari fakta bahwa saat ini, dampak dari rendahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan kerja menyebabkan angka kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran di Indonesia menjadi sangat tinggi. Hal ini diperkuat oleh data dari BPS yang menginformasikan bahwa jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 adalah sebesar 26,16 juta penduduk diiringi dengan angka ketimpangan di perkotaan mencapai 17 persen ditambah dengan angka pengangguran yang tercatat pada Februari 2022 menyentuh angka 8,40 juta orang. Lebih dari itu, permasalahan ini menjadi semakin kompleks ketika mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan pun masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari. Hal ini dibuktikan oleh data BPS yang mencatat bahwa rata-rata upah buruh yang diterima pekerja di Indonesia adalah Rp2.890.000,00 per bulan. Tentu saja angka upah ini tidak sesuai dengan biaya yang harus mereka keluarkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa kita lihat dari data hasil SBH yang diterbitkan oleh BPS bahwa rata-rata pengeluaran per kapita di ibu kota menyentuh Rp4.446.770,00 dengan total rata-rata pengeluaran rumah tangganya mencapai Rp16.897.727,00. Nominal tersebut menunjukkan ketimpangan antara pengeluaran dengan pendapatan pekerja di Indonesia. Mirisnya, Tidak cukup sampai di sana, kondisi ini layaknya efek domino yang menciptakan rentetan permasalahan lainnya. Saat ada banyak masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh pekerjaan, mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu akan sulit pula bagi mereka untuk memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang layak secara optimal. Di sisi lain, jika kita menganalisa lebih lanjut, dapat diketahui bahwa akses pendidikan dan kesehatan merupakan komponen penting dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas guna mewujudkan Indonesia emas 2045. Maka dari itu, persoalan terkait rendahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan kerja menghantarkan kita kepada fakta bahwa saat ini Indonesia membutuhkan pihak yang mampu mengatasi situasi tersebut menuju arah yang lebih baik.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Pihak yang sangat diharapkan kehadirannya adalah generasi muda yang memiliki kreativitas tinggi dalam mengurai informasi terkait permasalahan yang ada menjadi solusi yang relevan dan berkelanjutan. Adapun saat ini penduduk Indonesia tengah didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z dengan rentang usia enam belas sampai empat puluh tahun dan termasuk dalam kategori usia produktif. Hal ini selaras dengan fenomena bonus demografi dimana jumlah penduduk yang berusia produktif jauh lebih banyak jika dibanding dengan penduduk yang berusia tidak produktif. Maka dari itu, fokus utama kita dalam mengurai informasi saat ini adalah bagaimana caranya agar dapat dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia diiringi dengan perluasan lapangan kerja dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045. Bukan tanpa alasan, hal ini perlu dilakukan guna mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju dan berdaya saing. Maka dari itu, mereka yang termasuk dalam generasi muda pemimpin bangsa di masa depan harus dibekali dengan karakter yang mumpuni agar menjadi generasi emas untuk menyongsong Indonesia emas di Tahun 2045. Mereka inilah yang nantinya akan menjadi garda terdepan di tahun 2045 dalam rangkaian upaya konstruktif dalam memajukan bangsa Indonesia. Tugas kita sekarang adalah bagaimana membekali mereka dengan kemampuan kompetensi yang tinggi, kuat, berdaya saing, dan juga memiliki tingkat intelektualitas maupun fisik yang dibutuhkan Indonesia kedepannya. Disamping itu, ketersediaan lapangan kerja juga menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, dengan masih tingginya angka pengangguran, ini menjadi indikasi bahwa disamping masih minimnya kualitas sumber daya manusia, jumlah lapangan kerja yang ada pun masih terbatas. Maka dari itu, kita juga harus berupaya untuk menyiapkan lapangan kerja seluas-luasnya sehingga dapat memanfaatkan dampak positif bonus demografi secara optimal. Esensi dari upaya tersebut adalah seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas sumber daya dan lapangan kerja. Maka dari itu, generasi muda harus mengolah daya kreativitas mereka berdasarkan bidang keahlian tertentu yang mampu memberikan pengaruh positif bagi bangsa Indonesia. Dalam hal ini, aktivitas tersebut dapat ditempuh melalui aktivitas technopreneurship.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Technopreneurship merupakan gabungan dari kata technology dan entrepreneurship. Technopreneurship bisa dikatakan memanfaatkan teknologi yang berkembang untuk dijadikan peluang usaha (Siregar dkk, 2020). Aktivitas technopreneurship merupakan kegiatan yang dapat membangun karakter unggul dalam diri generasi muda. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dan peran generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dalam menjalankan sebuah usaha dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Hal ini bukan tanpa alasan, generasi muda merupakan generasi yang sangat familiar dengan pengaplikasian teknologi. Menjadikan mereka sebagai pihak yang berkontribusi dalam dunia technopreneurship merupakan ide yang relevan. Technopreneurship sejatinya bersumber dari invensi dan inovasi. Invensi memiliki arti sebuah penemuan baru yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan dan Inovasi diartikan sebagai proses adopsi sebuah penemuan oleh mekanisme pasar. Di sini, generasi muda yang mempunyai gagasan untuk menciptakan inovasi teknologi dapat dikembangkan dalam prospek mengatasi persoalan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan kerja. Jadi, dengan pendekatan teknologi, sudah saatnya arah dari technopreneurship ini digunakan untuk menjadi wadah dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, generasi muda harus berupaya untuk meningkatkan skill mereka dalam menjalankan technopreneurship. Mereka juga dapat menjadikan ini sebagai media bagi pihak lainnya untuk bersama-sama meningkatkan skill dan kualitas sumber daya manusia melalui pemanfaatan teknologi. Dampak positifnya, selain ide technopreneur ini memberikan keuntungan atau profit bagi generasi muda sebagai seorang technopreneur, tetapi juga membawa kemajuan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dampak positif lain dari technopreneurship adalah dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Layaknya bisnis pada umumnya, sebuah bisnis technopreneurship tidak dapat dijalankan sendirian. Ada banyak pihak yang dapat berkontribusi dalam ide technopreneur. Maka dari itu, untuk memenuhi tenaga kerja yang diperlukan, maka seorang technopreneur dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya untuk berkontribusi dalam ide technopreneurship. Techhnopreneurship dipilih sebagai solusi dalam permasalahan ini karena ide ini sangat kental dengan pemanfaatan teknologi. Disamping itu, kemajuan teknologi dan pemanfaatanya merupakan salah satu kunci sukses suatu negara untuk menjadi negara maju. 

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Dengan pemanfaatan teknologi, seorang technopreneur dapat menjajal beragam bidang dalam menjalankan bisnisnya baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, sumber daya manusia, dan kepemerintahan. Hal ini tentunya merupakan angin segar bagi bangsa Indonesia yang ingin generasi mudanya memilki tanggung jawab dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat dan maju ke depannya. Di tahun 2045, ditargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju dan telah sejajar dengan negara adidaya dan melalui technopreneur ini generasi muda dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang tangguh dalam bidang pendidikan, ekonomi, sumber daya manusia, dan kepemerintahan. Maka dari itu, implementasi technopreneurship perlu dilakukan akselerasi agar dapat secepatnya negara ini menjadi negara yang lebih maju. Selain itu, momentum masyarakat yang saat ini sangat akrab dengan teknologi dan internet dapat menjadikan technopreneurship sebagai langkah strategis untuk lebih dikembangkan lagi.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Adapun contoh model implementasi techhnopreneurship sebagai langkah strategis pembangunan sumber daya manusia dan lapangan kerja dalam mewujudkan Indonesia emas 2045 dapat diwujudkan melalui seorang technopreneur yang fokus pada pembuatan platform untuk pendidikan, edukasi, dan pelatihan dalam pengembangan skill individu sehingga kualitas sumber daya manusia dapat meningkat. Setelah itu, skill dan pengetahuan yang telah mereka miliki ini dapat digunakan sebagai modal dalam mendapatkan pekerjaan yang layak atau membuka dan memulai suatu usaha baru yang memang sesuai dengan keahlian mereka. Setelah itu, upaya ini dapat ditingkatkan dengan seorang technopreneur yang menyediakan platform yang mampu memberikan informasi mengenai peta pekerjaan dan lapangan kerja yang relevan dengan keahlian dan latar belakang pendidikan masyarakat untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi penyebaran lapangan kerja. Di samping itu, ide technopreneur juga dapat langsung menyentuh bidang lain seperti bidang pertanian, kesehatan, ekonomi, ataupun pangan dengan beragam pemanfaatan teknologi lainnya. Contohnya, pemanfaatan teknologi IoT untuk mempermudah proses modernisasi pertanian, penggunaan teknologi untuk mempermudah aksesibilitas masyarakat terhadap kesehatan, ekonomi, ataupun pangan, agar kualitas hidup masyarakat dapat terus terjaga demi mewujudukan negara Indonesia yang bukan hanya maju dari segi kualitas pembangunannya, tetapi dari segi kualitas masyarakatnya juga. Artinya, dengan ide technopreneurship ini, selain mampu membangun peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lapangan kerja, tetapi diharapkan juga mampu meningkatkan kemajuan masyarakat Indonesia dalam upaya mewujudkan Indonesia emas 2045.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Jadi, dari penjelasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam melanjutkan tongkat estafet pembangunan agar bisa melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Adapun jika melihat kondisi dewasa ini, tentu saja kita sudah dapat menyadari bahwa untuk memajukan bangsa, nyatanya harus diiringi dengan penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Adapun salah satu permasalahan yang sangat kompleks adalah lemahnya kualitas sumber daya manusia dan minimnya lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya aktualisasi karakter generasi muda sebagai pemimpin di masa depan yang mampu menguatkan harapan bahwa suatu saat nanti di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, Indonesia menjadi negara yang kuat dan maju. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan generasi muda untuk mewujudkan harapan tersebut adalah melalui aktivitas technopreneurship yang bukan hanya memberikan keuntungan atau profit bagi generasi muda sebagai seorang technopreneur, tetapi juga membawa kemajuan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Adapun dampak positif lain dari technopreneurship adalah dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Artinya, dengan ide technopreneurship ini, selain mampu membangun peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lapangan kerja, tetapi diharapkan juga mampu meningkatkan kemajuan masyarakat Indonesia dalam upaya mewujudkan Indonesia emas 2045.

Akselerasi Technopreneurship sebagai Langkah Strategis Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Lapangan Kerja dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Emas 2045

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2022. Februari 2022: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5.83 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan. (Online). Tersedia: https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/05/09/1915/februari-2022--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-83-persen.html, (15 Februari 2023) Badan Pusat Statistik. 2022. Persentase Penduduk Miskin Maret 2022 turun menjadi 9,54 persen. (Online). Tersedia: https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/07/15/1930/persentase-penduduk-miskin-maret-2022-turun-menjadi-9-54-persen.html, (15 Februari 2023)

Kompas.com. 2022. 10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia, Mana Saja?. (Online). Tersedia: https://amp.kompas.com/tren/read/2022/05/11/170000265/10-kota-dengan-biaya-hidup-termahal-di-indonesia-mana-saja-, (15 Februari 2023)

Siregar, Dodi dkk. 2020. Technopreneurship: Strategi dan Inovasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel